Properti Syariah di Sumatera Terus Menggeliat

Properti Syariah di Sumatera Terus Menggeliat

Oleh : Ace Somantri

KEBUTUHAN pokok manusia untuk memenuhi papan tidak mudah, selama 5 tahun ini properti mengalami kesulitan signifikan. Selain daya beli masyarakat terus menurun, pun kondisi ekonomi makro kian hari semakin memprihatinkan.

Entah dengan cara dan strategi apa untuk keluar dari permasalahan yang dihadapi para pelaku usaha properti? tidak sedikit pebisnis properti menengah ke bawah gulung tikar akibat tak kunjung membaik situasi kondisi ekonomi bangsa.

Bisa jadi dan memungkinkan itu pertanda sebagai bentuk informasi terbuka, bahwa ada hal yang harus di evaluasi.

Banyak cerita dan kisah nyata, para pelaku usaha properti berakhir cukup memprihatian dan mengerikan, bukanya menikmati keuntungan dari profit bisnis properti, melainkan meninggalkan hutang baik pokok maupun bunganya menumpuk terus menggunung.

Astagfirullah, semoga siapa pun dia yang mengalami segera diberikan jalan keluarnya dan bertaubat memohon ampunan kepada Sang Pemilik bumi alam semesta.

Bunga bank dari sebuah pinjaman dunia properti sudah menjadi rahasia umum, apabila tidak pandai dan cerdik mengelola akan mengalami kerugian yang memporak-porandakan keuangan perusahaan. Namun, apapun alasanya properti dengan sistem bunga bank semaksimal mungkin harus dihindari, pilih yang menggunakan skema syari’ah yang berorientasi menolong pada sesama.

Perkembangan properti syariah wilayah Sumatera terlihat menggeliat, walaupun kondisi ekonomi memprihatinkan. Indikasinya sangat terlihat properti syariah yang di tawarkan dengan program Rumahku Surgaku dapat sambutan cukup baik, hal itu terlihat setiap hari selalu ada yang melakukan transaksi berakad membeli kavling syariah.

Semoga apa yang diprogramkan oleh entitas Rumahku Surgaku memberi oase baru bagi masyarakat muslim di wilayah Sumatera Barat, Bengkulu dan Riau yang selama ini menantikan program penyediaan properti yang berskema syari’ah.

Semangat bermuamalah dalam bingkai syariat Islam, membutuhkan kerja keras, ikhlas dan tuntas. Bukan hanya sekedar laku keras setiap unit yang ditawarkan, melainkan juga persiapan mental dan spiritual masing-masing pihak ketika mengalami turbulensi, baik dengan pelayanan maupun hak dan kewajiban para pihak.

Bermuamalah itu banyak tantangan dan hambatan, mulai dari faham masyarakat tentang skema properti syariah, tanggungjawab hak dan kewajiban, serta konsekuensi dari akad yang dilegalkan berdasarkan hukum positif maupun kaifiyat hukum syariat.

Tidak ada yang mustahil bagi Allah Ta’ala, banyak cara dan jalan untuk meraih ridlo-Nya, sebaliknya apabila melawan arus ajaran-Nya maka terimalah konsekuensi dari apa yang diperbuat.***

Cimone Tangerang, Oktober 2022

Posted in Artikel, Progress and tagged , .

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.