MarketingSakti.com – Bagi konsumen yang membeli rumah sekarang ini tidak ada ruginya. Terutama yang membeli rumah di wilayah Kabupaten Tangerang.
Di wilayah tersebut masih banyak rumah yang bekualitas bagus dan terjangkau harganya. Di antaranya perumahan syariah yang diluncurkan Program Rumahku Surgaku.
Karena Kabupaten Tangerang menjadi buruan para pencari rumah. Maka kenaikan harga rumah bakal melonjak tinggi di wilayah tersebut.
Karena itu konsumen yang membeli rumah saat ini sangat beruntung. Apalagi membeli huniannya di perumahan syariah pada Program Rumahku Surgaku. Kelebihan membeli rumah pada program itu syaratnya mudah dan tidak ada bunga bank.
Kenaikan harga-harga rumah di sekitar Jakarta terutama di Kabupaten Tangerang dibenarkan Marine Novita, Country Manager Rumah.com. Seperti yang dilansir pada Kompas.com dalam rilis Rumah.com yang diterima pada Kamis 14 Juli 2022.
Menurutnya, wilayah Kabupaten Tangerang menjadi yang paling tinggi kenaikan harga rumahnya hingga 24,5 persen pada tahun 2022.
Ia mengatakan berdasarkan data dari Rumah.com Indonesia Property Market Index (RIPMI), sejumlah area Jabodetabek memang mengalami kenaikan harga rumah.
“Kenaikan harga rumah di Kabupaten Tangerang mencapai 24,5 persen, Tangerang Selatan 11,5 persen, Kabupaten Bogor 8,5 persen, dan di Kota Depok 7,5 persen,” terangnya.
Ia mengatakan, kenaikan harga rumah tersebut terjadi karena keempat area tersebut merupakan destinasi favorit para pencari rumah. Marine menjelaskan, fenomena ini adalah hal yang wajar karena harga rumah memang selalu naik setiap tahunnya.
Penyebab harga rumah selalu naik di antaranya adalah terjadinya inflasi, ketersediaan tanah yang tak pernah bertambah sementara jumlah penduduk terus bertambah, dan kenaikan harga bahan bangunan.
“Berdasarkan data RIPMI, indeks harga rumah dalam 3 tahun terakhir meningkat 10 persen. Memang sempat mengalami perlambatan di tahun 2020 dan 2021 akibat pandemi. Tapi, tren kenaikan harga berlanjut di tahun 2022 dengan kenaikan 5 persen secara tahunan,” ungkap Marine.
Salah satu contoh tingkat kenaikan harga yang tinggi adalah terjadi di area Cinere, Kota Depok. Saat ini harga rumah tapak di Cinere mencapai Rp 13.276. 000 per meter persegi. Dalam dua tahun ke depan diperkirakan harganya bisa mengalami kenaikan dalam kisaran Rp 15 jutaan per meter persegi.

Konsumen sedang survey di Perumahan Cluster Raudhatul Jannah di Rajeg perumahan yang diluncurkan Program Rumahku Surgaku.
Jadi bila harga sebuah rumah saat ini adalah Rp 700.000.000, dalam jangka waktu dua tahun ke depan bisa mengalami kenaikan hingga Rp 100 jutaan.
Marine mengatakan bahwa tingkat kenaikan harga hunian tersebut tentunya di atas laju purchasing power bagi kebanyakan pencari rumah. Ini menjadi masalah bersama yang perlu dicari solusinya.
Apalagi berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2020, angka backlog kepemilikan perumahan mencapai 12,75 juta. Angka tersebut bahkan belum termasuk pertumbuhan keluarga baru yang diperkirakan 700.000-800.000 per tahunnya.
Data RIPMI merupakan hasil analisis dari 700.000 listing properti dijual dan disewa dari seluruh Indonesia, dengan lebih dari 17 juta halaman yang dikunjungi setiap bulan dan diakses oleh lebih dari 5,5 juta pencari properti setiap bulannya.***