TANGERANG– Kebutuhan tempat tinggal di wilayah Jabodetabek mulai sulit diwujudkan oleh para perantau.
Puluhan tahun lalu untuk mencari tempat tinggal sangat mudah di wilayah penyangga ibu kota tersebut. Lokasi tempat tinggal bisa dipilih sesuka hati.
Sementara saat ini harga tempat tinggal yang terus naik dan juga belum tentu ada yang dekat lokasi lingkungan kerja.
Kondisi itu dikeluhkan sejumlah perantau yang sudah lama menetap di Tangerang raya dan Jakarta. Mereka sudah lama tinggal dan bekerja di sini tapi tak tenang lantaran belum punya rumah.

Pedagang sembako Edi S Batubara di Cipondoh
Misalnya Fauzi Sulistiyo karyawan perusahaan susu ternama yang berlokasi di Cengkareng Jakarta Barat. Pria asal Yogyakarta ini sudah puluhan tahun tinggal di Jakarta namun masih kesulitan memiliki rumah. “Harga rumah mahal-mahal sekarang,” katanya saat di temui di tempat tinggalnya, Kamis (21/1/2021).
Ia mengatakan, ingin sekali memiliki rumah. Apalagi sudah bekeluarga dan memiliki anak. Menurutnya dengan memiliki rumah sendiri maka tinggal akan nyaman. Kehidupan juga lebih ditata.
Untuk cepat memiliki rumah dirinya bersama sang istri sampai mencari tempat tinggal setiap hari libur kerja. Kemudian sambil sementara mengontrak di daerah Tangerang.
Kesulitan memiliki rumah juga dialami Edy Saputra Batubara, pedagang rokok dan sembako di Cipondoh. Dirinya banyak yang menawarkan soal perumahan namun harganya tidak cocok untuknya. “Kalau beli rumah sekarang mana terjangkau,” katanya.
Sementara Astuti pedagang gorengan asal Palembang yang merantau di Tangerang menginginkan sekali ada program rumah murah yang diluncurkan pemerintah atau pihak swasta.

Astuti pedagang gorengan di Kota Tangerang.
Dirinya sudah lama tinggal di Kota Tangerang tapi belum terwujud memiliki tempat tinggal. “Pingin punya rumah tapi belum ada yang murah,” katanya.
Mereka mengharapkan pemerintah agar membantu para perantau sepertinya memiliki rumah. Karena keberadaan pihaknya yang aktif di dunia usaha turut mendongkrak ekonomi masyrakat.(is)