PERKEMBANGAN perumahan terkait adanya Covid-19 hampir sama. Terkena dampak sama dengan sektor ekonomi lain. Ada penurunan tingkat pembelian.
Beberapa hal yang memukul sektor properti adanya kekhawatiran pandemi ini berlangsung lama. Sehingga mereka menahan dananya sampai kondisi membaik. Terlebih kebijakan lembaga keuangan juga selektif dalam mengucurkan dana untuk perumahan. “Hal itu yang menyebabkan adanya sikap masyarakat menahan keputusan membeli properti,” kata Panji Supandi, Manager Marketing Gerai Mandiri Sejahtera PT Jaya Persada Indonesia, saat diminta keterangannya, Rabu (12/8/2020).
Namun fakta di lapangan, kata Panji, masih banyak juga masyarakat justru mengambil kesempatan untuk membeli properti. Karena saat ini banyak developer perumahan memberikan diskon dan promosi besar-besaran atau menarik terkait pandemi. “Ini dilakukan agar cashflow developer berjalan baik dan juga bisa meningkatkan daya beli masyarakat,” katanya.
Sebelumnya, Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman mencatat sejak 2014 kenaikan harga tanah yang luar biasa. Efeknya untuk pasar kelas atas mulai tergerus. Sehingga banyak pengembang atas itu menyasar ke menengah dan yang menengah turun ke bawah.
Menyasarnya mereka ke level menengah lantas ke bawah karena prospektifnya pasar kalangan bawah. Tingginya angka backlog perumahan kelas bawah itu. Kendati ada dampak Covid-19 tetapi kebutuhan masyarakat soal rumah tetap tinggi.(is)