MASYARAKAT kecil di Negeri ini terus memperhatinkan kondisinya. Di antaranya kesulitan dalam ekonomi dan belum mampu memiliki rumah yang layak.
Sementara golongan punya modal dan kekuasaan berlomba-lomba membangun perumahan mewah dan apartemen. Keran investasi juga dibuka luas pemerintah terutama dari luar.
Suyono (41), penjual Ketoprak di pinggir Jalan Gatot Subroto, Kelurahan Sukajadi, Karawaci, Kota Tangerang mengharapkan perekonomian negeri ini cepat stabil. Pandemi covid-19 berimbas terhadap usahanya.
Saat kondisi normal sehari omzet Rp 400 ribu. Setelah ada Covid-19 omzetnya naik turun Rp 300 ribu kadang Rp 200 ribu per hari. Uang yang didapatkan itu dibagi buat modal usaha lagi, bayar kontrakan, dan dikirim keluarga di kampung. “Alhamdullilah bisa dibagi-bagi,” katanya saat ditemui di lokasi berjualan, Kamis (6/8/2020).
Arti Kemerdekaan
Suyono yang tinggal di Jalan Sinar Hati VI Sukajadi ini sudah 10 tahun mengontrak. Per bulan dirinya harus bayar kontrakan Rp 500 ribu. Membayar kontrakan sebesar itu dinilainya lumayan berat. Karena masih ada kebutuhan lain yang belum tercukupi.

Suyono, penjual Ketoprak di Jalan Gatot Subroto, Sukajadi Karawaci Kota Tangerang, saat melayani pembeli.
Pria asal Tegal ini mengharapkan kondisi ekonomi negeri ini cepat stabil. Sehingga dirinya bisa menabung untuk membeli kebutuhan lain. Seperti untuk rumah. Kendati sebuah rumah untuk wilayah Tangerang sudah mahal.
Baginya bila sudah memiliki rumah. Artinya itu sudah penuh menikmati kemerdekaan. Namun sampai saat ini program bantuan rumah dari pemerintah atau swasta belum ada kepada kelompoknya. “Ya belum merdeka juga bila belum punya rumah,” katanya.
Dirinya bahkan banyak mengetahui informasi soal perumahan mewah dari iklan-klan di televisi swasta nasional dan medsos. Perumahan tersebut ditujukan untuk mereka yang memiliki uang banyak. Sementara rakyat kecil sepertinya hanya bisa bermimpi.(is)