TANGERANG-Air mata Maryati mendadak jatuh setelah menyaksikan beberapa saat rumah bedengnya ludes terbakar. Perempuan berusia 38 tahun itu sempat panik saat diberitahu di tempatnya ada kebakaran.
Saat itu dirinya sedang mencuci piring sambil menggendong cucu. Kontan cucian piringnya langsung ditinggalkan dan berlari keluar rumah setelah ada teriakan kebakaran dari anak-anak.
Bersama warga yang lain ia menyaksikan rumahnya dilalap si jago merah. Kemudian api menjalar ke rumah-rumah bedeng sebelahnya. Tidak ada barang tersisa, semuanya jadi arang dan abu. “Air mata saya tiba-tiba jatuh melihat itu semua,” kata Maryati kepada media MSC di lokasi bekas kebakaran, Selasa (28/4/2020).
Kebakaran yang terjadi, Jumat (24/4/2020) pagi, itu melalap sebanyak 21 bedeng rumah di RT 05/02 Kelurahan Jurangmangu Timur Pondok Aren Tangsel. Tidak ada korban jiwa tapi puluhan kepala keluarga (KK) tidak memiliki tempat tinggal. Kebakaran di hari pertama bulan Ramadhan itu langsung menuai simpati semua pihak.
Maryati menceritakan, pasca kebakaran dirinya bersama keluarga menumpang di bedeng rumah tetangganya yang tidak terbakar. Sementara aktivitas sebagai pemulung bersama suami berhenti dulu.
Itu karena saat ini harus bergotong-royong membangun kembali bedeng-bedeng rumah di lokasi bekas kebakaran. Dirinya bersyukur pasca kebakaran bantuan mengalir. Terutama sembako dan pakaian layak pakai. Ada juga triplek untuk membangun bedeng rumah.
Tetap Ingin Punya Rumah Sendiri

Maryati, korban kebakaran rumah bedengnya di Jurangmangu Timur, Pondok Aren Tangsel
Perempuan asal Karawang Jawa Barat ini tetap ingin punya rumah sendiri. Ada rumah, tapi di kampung halaman milik orangtua. Dirinya pernah bertanya ke sana kemari bahwa memiliki rumah itu sulit. Apalagi yang bekerja sepertinya.
Menurutnya, kesulitan itu untuk lokasi lahannya dan juga peraturan memiliki rumah yang hanya diperuntukan bagi pekerja formal. Sementara saat ini dirinya bersama puluhan KK tempat tinggalnya masih menumpang di tanah pengembang.
Bila nanti yang punya tanah tak mengizinkan untuk ditempati, mau tidak mau dirinya dan yang lain harus pindah. Sementara mencari tempat tinggal tak semudah membalikan telapak tangan. Dirinya berharap pemerintah membantu soal tempat tinggal bagi rakyat kecil. Karena masih banyak orang sepertinya yang belum memiliki rumah layak.(is)